Progresifitas Pendidikan Nasional dalam Menghadapi Situasi Global Masa Kini: Tindakan DPR untuk Menyikapi Situasi Secara Komplementer

Pendidikan ini identik dengan kondisi dimana masyarakat merasakan belajar-mengajar, memahami-dipahami, dan terus berlanjut dengan berbagai jenjang. Pendidikan ini terus dilakukan oleh berbagai instansi di seluruh dunia terlebih di Indonesia. Di Indonesia, fasilitas pendidikan ini memiliki jenjang yakni:
a. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menaungi berbagai pendidikan di usia matang dalam memahami sesuatu. Dalam penggunaan waktu dan persyaratan pembelajaran pada PAUD ini sekitar 4-5 tahun.
b. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) ini menaungi berbagai fasilitas pembelajaran pada proyeksi usia dimana anak disini bisa memahami akan dasar-dasar kehidupan, bahasa, kebudayaan, serta perhitungan. Dalam waktu yang menjadi persyaratan mengikuti fasilitas pembelajaran ini sekitar umur 6 sampai 12 tahun.
c. Pendidikan Sekolah Menengah (SM). SM ini dapat diartikan bahwa fasilitas pembelajaran ini merupakan lanjutan pembelajaran setelah waktu sekolah dasar lulus. Dalam fasilitas pembelajaran ini waktu peserta pembelajaran sekitar usia remaja pada rentan 13 sampai 18 tahun.
D. pendidikan sekolah tinggi (ST/Universitas). Fasilitas pendidikan pada tingkatan Sekolah Tinggi ini merupakan lanjutan pembelajaran setelah sekolah menengah ini lulus. Dengan ini dapat diartikan pada fasilitas pendidikan di jenjang sekolah tinggi memiliki tingkatan yang lebih luas ketimbang pembelajaran sekolah dasar maupun sekolah menengah. Kepesertaan pada pendidikan tinggi ini diharuskan bagi siswanya untuk berperan aktif kepada masyarakat sesuai arahan tridarma perguruan tinggi yaitu, pendidikan, penelitian, pengabdian.
Pendidikan ini dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat baik itu petani maupun konglomerat. Pada dasarnya pendidikan ini harus menjangkau kalangan masyarakat yang kurang mampu maupun hal lainnya. Melihat kondisi seperti ini maka kemudian pemerintah bersikeras membangun fasilitas pendidikan yang merata di seluruh pelosok negeri. Kemudian pemerintah membuat beberapa program seperti Kartu Indonesia Pintar untuk sekolah dasar dan menengah dan juga Kartu Indonesia Pintar Kuliah untuk pendidikan tinggi. Dalam perjalanan kartu Indonesia Pintar ini diberikan beberapa insentif dan keuntungan bagi penerimanya seperti uang living cost yang digunakan sebagai uang saku penerima.
Penerima kartu Indonesia Pintar saat ini adanya penambahan anggaran yang dialokasikan pada sektor living cost maupun uang kuliah tunggal (UKT). kondisi saat ini dilihat dari beberapa cluster yang didiami atau berdomisili oleh penerima. Misalkan daerah kota Bandung yang memiliki cluster 5 mendapatkan tambahan uang saku sebesar 1,2 juta rupiah dilihat dari akreditasi Unggul (A), bagi yang Baik sekali (B) maupun Baik (C) ini disesuaikan dengan
pengeluaran anggaran di cluster tersebut. Dengan begitu penerima manfaat KIP maupun KIPK bisa melanjutkan pendidikan tanpa harus membayar.
Selain program beasiswa KIP/KIPK, pemerintah juga membuat program Kampus merdeka dimana pada perjalanan kampus merdeka ini mahasiswa diberikan kondisi bagaimana mereka membangun keterampilan atau soft skill. Peran kampus merdeka saat ini difokuskan kepada pengembangan sektor pertukaran pelajar atau study abroad, pengajaran maupun magang. Oleh karena itu mahasiswa yang mengikuti program tersebut mendapat jaminan pekerjaan maupun relasi untuk kedepan hari.
Kritik yang dibangun pada program tersebut dialamatkan kepada bagaimana sistem controlling yang dibuat oleh DPR. Program tersebut disinyalir akan menyebabkan lonjakan besar kepesertaan dan minimnya seleksi yang dilakukan oleh pemerintah dalam program tersebut. sistem controlling ini diharuskan memiliki kriteria setiap penerima maupun pemangku kebijakan tersebut. sistem controlling diberlakukan random sampling untuk mengetahui bagaimana kepenggunaan kartu tersebut bermanfaat atau hanya sebagai sensasi penambah penghasilan kepada penerima. Hingga pada akhirnya audit yang diberikan oleh pemerintah dapat dilaksanakan dengan sedemikian rupa dengan begitu tidak ada kecacatan program untuk kedepan hari.