NasionalOpini

Ahmad Zakiyuddin Dorong Perguruan Tinggi Tinggalkan Tatakelola Konvensional.

KOTA BANDUNG –Ketua Umum DPP Persaudaraan Dosen Republik Indonesia Ahmad Zakiyuddin yang juga Dosen Fisip UNLA mengajak Perguruan Tinggi untuk bangkit.

Saya mengajak Perguruan Tinggi untuk meninggalkan tatakelola akademik yang masih konvensional karena akan berdampak pada lambatnya pelayanan kegiatan mahasiswa, tidak sinkronnya pelayanan operasional sehingga Pelaporan ke PDDIKTI tidak akan optimal yang dapat mempengaruhi Akreditasi,” Kata Zaki.

“Saatnya Para Rektor Perguruan Tinggi melakukan Pemutakhiran tatakelola sistem informasi Akademik,”Ungkap Zakiyuddin.
Hal itu disampaikannya saat menjadi Keynote Speaker Wokship Nasional implementasi SPMI dari aspek SDM dan Rekognisi Internasional yang dilaksanakan secara virtual, pada Selasa(16/18/22).

Acara sendiri menghadirkan Pembicara Dr.Cartono narasumber Nasional KPT Kemendikbudristek dan di pandu oleh Moderator Dr.Tatik Vidowati dari Unikom Bandung.

Selanjutnya Dr.Cartono mengungkapkan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 53 UU Dikti, SPM Dikti terdiri atas SPMI dan SPME atau akreditasi. SPMI adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom atau mandiri untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.

Menurutnya, Akreditasi adalah kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan Program Studi dan Perguruan Tinggi. Akreditasi Program Studi dilakukan LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri) baik oleh LAM Pemerintah maupun LAM yang dibentuk oleh masyarakat. Akreditasi Institusi dilakukan oleh BAN (Badan Akreditasi Nasional) Perguruan Tinggi.

“Pengelolaan SDM yang pertama adalah Perencanaan, rekrutmen, seleksi, penempatan, pengembangan, retensi, pemberhentian, dan pensiun telah ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, dan PkM. Yang kedua adalah Kriteria perencanaan, rekrutmen, seleksi, penempatan, pengembangan, retensi, pemberhentian, dan pensiun ditetapkan serta dikomunikasikan. Yang ketiga adalah Kegiatan mencakup studi lanjut, seminar, konferensi, workshop, simposium, dll. Yang keempat adalah Skema pemberian penghargaan (reward), pengakuan, mentoring yang diimplementasikan untuk memotivasi dan mendukung pelaksanaan tridharma.” Ungkap Dr. Cartono

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Close
Close